Pengertian Pendidik


Pendidik adalah orang yang membimbing anak agar si anak tersebut bisa menuju kearah kedewasaan, dalam pelaksanaannya dalam keluarga maupun di luar lembaga keluarga. Pendidikan berlangsung dalam pergaulan, seperti dikemukakan Langeveld (1980) :
"Tiap-tiap pergaulan antara orang dewasa (orang tua, guru dsb) dengan anak adalah merupakan lapangan atau suatu tempat di mana perbuatan mendidik berlangsung".

Dalam mencapai keberhasilan pendidikan peran yang menentukan pentingnya adalah pendidik, sebab bisa dikatakan pendidik merupakan kunci sukses yang utama terhadap pendidikan. Untuk itu seorang pendidik harus memenuhi persyaratan tertentu yang memadai, ciri-ciri (pendidik) yang berbeda dibandingkan dengan profesi lain.

Baca selengkapnya Jenis-jenis Pendidik, Anak Didik


Seperti telah dijelaskan pada artikel sebelumnya, bahwa pendidikan menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Dari pengertian tersebut terdapat dua manusia yang terkait, yaitu orang dewasa, dialah menjadi pendidik dan anak (manusia yang belum dewasa) yang menjadi anak didiknya. Pendidik adalah orang dewasa yang secara kodrati bertugas untuk membimbing anak menjadi dewasa.

Pendidik harus orang dewasa, yang membawa anak kepada kedewasaannya bukan hanya sekedar dengan nasehat, anjuran, perintah, dan larangan saja, melainkan yang pertama-tama adalah dengan gambaran kedewasaan yang senantiasa dibayangkan oleh anak dalam diri pendidiknya dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik, dalam istilah Langeveld disebut situasi pendidikan.

Orang dewasa benar-benar sadar akan dirinya sendiri, ia sadar siapa dirinya, ia sadar apa yang ia perbuat, baikkah atau burukkah perbuatan itu. Jadi menjadi dewasa dan kedewasaan akan menyangkut persoalan moral, dan persoalan susila serta kesusilaan orang dewasa berani bertanggungjawab atas segala perbuatannya. Pasa dirinya telah terjasi keharmonisan antara jasmani dan rohani. Kepribadiannya, baik psikologis maupun moralnya telah stabil. Kesetabilan inilah yang memungkinkan orang dewasa dapat melakukan hubungan kemasyarakatan, seperti memulih pekerjaan, hidup berkeluarga dan berumah tangga, hidup dalam kebersamaan dalam kehidupan bersama dan bermasyarakat.

Orang dewasa merupakan manusia yang sudah mandiri, tidak tergantung pada orang lain, tidak tergantung kepada pendapat orang lain tentang harga dan martabat dirinya, dan kesanggupannya. Untuk membedakan gejala-gejala keanakan dan kedewasaan, Ngalim Purwanto (2004) mencoba membandingkannya sebagai berikut :

No.
Keanakan
Kedewasaan
1
Mencari bentuk
Menampakkan diri sebagai bentuk
2
Tak mempunyai ketetapan
Beranggapan memiliki ketetapan
3
Tak ada kemerdekaan
Merdeka
4
Mudah berubah
Tetap, stabil
5
Lemah
Kuat
6
Memerlukan bantuan
Membantu
7
Sangat mudah terpengaruh
Tidak tergantung kepada orang lain

Post a Comment

0 Comments